Article

11 Pilihan Antibiotik untuk Sakit Gigi yang Perlu Anda Ketahui

  • Home
  • -
  • Seputar Gigi
  • -
  • 11 Pilihan Antibiotik untuk Sakit Gigi yang Perlu Anda Ketahui
11 Pilihan Antibiotik untuk Sakit Gigi yang Perlu Anda Ketahui

Sudah minum obat sakit gigi tapi rasa sakit tidak berkurang? Mungkin Anda membutuhkan antibiotik untuk sakit gigi. Akan tetapi, Anda tidak bisa sembarangan membeli antibiotik. Penggunaan antibiotik hanya akan disarankan oleh dokter pada kondisi gigi yang terjadi akibat infeksi seperti radang, abses gigi, dan gusi bengkak.

Lalu, apa saja pilihan antibiotik untuk meredakan sakit gigi yang diresepkan oleh dokter? Berikut pilihannya.

Amoxicilin

Antibiotik Amoxicilin untuk Sakit Gigi

Amoxicilin merupakan salah satu jenis antibiotik penisilin yang paling sering diresepkan oleh dokter gigi. Obat ini mampu meredakan sakit dan menyembuhkan infeksi gigi. Amoxicilin bekerja dengan cara menonaktifkan bakteri jahat penyebab infeksi dalam rongga mulut. 

Bukan hanya membunuh bakteri saja, amoxicilin juga mampu mencegah pertumbuhan bakteri. Antibiotik untuk sakit gigi ini umumnya dapat diminum sebanyak 3 kali sehari setiap setelah makan. Namun dokter biasanya memberikan dosis berdasarkan tingkat intensitas infeksi yang dialami pasien.

Hidrogen Peroksida 3% 

Hidrogen peroksida merupakan antiseptik berbentuk cair yang sering dijadikan bahan baku obat kumur. Apabila Anda memiliki masalah kesehatan mulut seperti sakit gigi biasa, radang gusi, atau sariawan, gunakan antiseptik ini.

Hidrogen peroksida mampu membunuh kuman dan bakteri penyebab masalah kesehatan mulut. Cara menggunakannya cukup dengan melarutkan hidrogen peroksida 3% dengan air. Kemudian gunakan untuk berkumur selama 30 detik. Lalu buang dan kumur-kumur menggunakan air bersih.

Erythromycin

Erythromycin sering kali diresepkan dokter bagi pasien dengan alergi antibiotik jenis penisilin. Obat ini termasuk dalam kelompok antibiotik makrolida. Antibiotik untuk sakit gigi ini juga bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab sakit gigi.

Dokter biasanya menyarankan untuk mengkonsumsi obat ini sebelum makan. Hal ini karena obat dapat mudah diserap ketika perut dalam kondisi kosong. Menurut U.S Food and Drug Administration (FDA), erythromycin tidak menimbulkan risiko pada ibu hamil. Namun ada baiknya untuk tetap mengkonsultasikannya ke dokter untuk memastikan keamanan obat tersebut.

Paracetamol 

Antibiotik Paracetamol untuk Sakit Gigi

Paracetamol memang bukan termasuk antibiotik untuk meredakan sakit gigi. Obat ini justru termasuk kelompok obat anti-inflamasi non-steroid. Menurut jurnal penelitian Annals of Maxillofacial Surgery, paracetamol juga terbukti efektif meredakan rasa sakit setelah melakukan cabut gigi.

Cara kerja paracetamol adalah dengan memblokir aktivitas produksi prostaglandin di dalam otak. Inilah yang membantu menghentikan rasa sakit atau nyeri. Dosis paracetamol yang dapat dikonsumsi untuk meredakan sakit gigi harus disesuaikan dengan usia pasien.

Apabila Anda memiliki alergi atau masalah kesehatan serius seperti liver, sangat tidak disarankan untuk meminum paracetamol. Jika Anda membeli paracetamol tanpa resep dokter, pastikan untuk membaca cara pakainya terlebih dahulu.

Metronidazol

Metronidazol merupakan antibiotik untuk sakit gigi yang ampuh mengatasi infeksi. Obat yang termasuk dalam kategori nitromidazole digunakan untuk mematikan jenis bakteri tertentu. Terkadang obat ini juga diresepkan dengan jenis antibiotik penisilin agar dapat bekerja secara optimal.

Pasien dengan kondisi kesehatan mengkhawatirkan dan memiliki alergi metronidazol tidak boleh meminumnya. Penggunaan metronidazol juga harus sesuai dengan anjuran dokter. Apabila merasa mual, dokter biasanya menyarankan untuk mengkonsumsinya bersama dengan makanan.

Ibuprofen

Ibuprofen juga termasuk golongan obat anti-inflamasi non-steroid yang diklaim mampu meredakan sakit gigi akibat peradangan. Namun obat ini tidak boleh dikonsumsi saat perut kosong karena berisiko melukai dinding lambung.

Sama seperti jenis obat lainnya, ibuprofen juga dapat menimbulkan efek samping dengan intensitas ringan hingga berat. Efek ringan yang ditimbulkan antara lain adalah mual, perut kembung, muntah, telinga berdenging, sakit kepala, dan diare atau sembelit.

Sementara itu efek berat yang perlu diwaspadai adalah sesak napas, urine dan feses berwarna gelap, nyeri dada, serta mata atau kulit menguning. Segera hentikan penggunaan ibuprofen bila sakit gigi sudah hilang atau Anda mengalami efek samping yang cukup berat.

Clindamycin

Antibiotik Clindamycin untuk Sakit Gigi

Clindamycin menjadi alternatif yang diresepkan dokter bila pasien tidak dapat menerima antibiotik untuk sakit gigi seperti erythromycin atau penisilin. Obat yang termasuk antibiotik lincomycin ini juga sering digunakan untuk mengatasi jerawat. Tenang saja, dokter gigi ahli juga dapat memberikan obat ini untuk menyembuhkan sakit gigi.

Clindamycin tersedia dalam berbagai bentuk, seperti gel, kapsul, losion, dan sirum. Untuk mengatasi masalah gigi, dokter biasanya memberikan obat ini dalam bentuk sirup. Dosis yang dapat dikonsumsi harus sesuai dengan sendok takar di dalam boks kemasan.

Hindari penggunaan sendok makan untuk mengkonsumsi clindamycin. Segera ke dokter gigi terdekat dan hentikan penggunaan obat tersebut apabila mengalami efek samping seperti susah buang air kecil, mata menguning, diare berdarah, dan alergi. 

Naproxen

Naproxen dikenal sebagai obat pereda nyeri yang juga dapat digunakan sebagai obat sakit gigi. Biasanya hadir dalam bentuk tablet dengan dosis sekitar 220 mg. Bagi orang dewasa, dosis naproxen yang dianjurkan adalah 550 mg dan 2,5-10 mg untuk anak-anak diatas 2 tahun.

Tak jauh berbeda dari obat sakit gigi lainnya, naproxen juga memiliki efek samping yang tak boleh diabaikan. Beberapa efek samping yang sering terjadi adalah mulas ringan, sembelit, diare, kembung, kulit gatal, sakit kepala, dan penglihatan kabur.

Bila Anda akan menjalani perawatan kesehatan seperti operasi, pastikan untuk memberitahu dokter bahwa Anda mengonsumsi naproxen. Bahkan jika Anda ingin menggunakan obat ini, pastikan untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu.

Azithromycin 

Sama seperti antibiotik lainnya, azithromycin juga bekerja dengan cara melawan sekaligus menghentikan pertumbuhan bakteri pada gigi. Antibiotik untuk sakit gigi diklaim efektif untuk menyembuhkan masalah infeksi tertentu di gigi.

Umumnya dokter akan meresepkan obat ini ketika Anda memiliki reaksi alergi terhadap clindamycin dan antibiotik golongan penisilin. Azithromycin harus diminum selama 3 hari berturut-turut setiap 24 jam sekali dengan dosis sebanyak 500 mg.

Benzocaine

Meski termasuk obat anestesi lokal, benzocaine sering digunakan untuk mengatasi masalah sakit gigi. Obat ini bekerja dengan cara memblokir sinyal saraf dalam tubuh. Selain itu, ada pula jenis benzocaine topikal yang dapat membantu mengurangi rasa sakit di bagian dalam permukaan mulut.

Benzocaine juga memiliki efek samping seperti perubahan warna pada kuku, bibir, dan telapak tangan, urine menjadi gelap, pusing, susah bernafas, muntah, dan demam. Namun efek samping tersebut tak terjadi pada semua orang. Untuk itu, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan benzocaine.

Tetracycline

Antibiotik untuk sakit gigi yang berikut ini umumnya diresepkan pada pasien dengan kondisi periodontitis (penyakit gusi). Tetracycline dapat bekerja secara efektif apabila dikonsumsi dalam kondisi lambung kosong.

Apabila Anda menggunakan obat ini, pastikan untuk mengkonsumsinya sampai habis sesuai resep dokter. Jika Anda berhenti minum tetracycline tanpa izin dokter, maka infeksi gusi kemungkinan akan semakin parah. 

Bila Anda tidak sengaja melewatkan satu dosis dan kebetulan jarak waktu untuk meminum obat berikutnya masih lama, segeralah untuk meminum obat ini. 

Nah, itulah jenis-jenis antibiotik untuk sakit gigi yang dapat Anda pilih. Perlu diketahui bahwa penggunaan antibiotik memerlukan resep dokter di klinik gigi. Penggunaan tanpa resep dan tidak sesuai dosis dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya resistensi antibiotik. Maka dari itu, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi obat yang tepat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *