Masalah gigi anak merupakan satu dari sekian banyak kondisi klinis yang membutuhkan perhatian khusus dari orang tua. Kondisi rongga mulut ini umumnya terjadi akibat kelalaian orang tua itu sendiri. Padahal kesehatan mulut anak perlu diperhatikan bahkan sebelum gigi susu mulai tumbuh.
Saat gigi susu mulai tumbuh, orang tua harus ekstra dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Sebab, apabila terjadi masalah pada kesehatan rongga mulut, asupan gizi anak pun ikut terganggu. Salah satu cara mencegah terjadinya masalah klinis pada gigi anak adalah dengan mengenali sejumlah kondisi klinis yang paling sering mereka alami, seperti di bawah ini.
Gigi Gigis
Gigi gigis atau juga dikenal dengan karies botol merupakan salah satu jenis kerusakan gigi yang paling sering dialami oleh anak kecil dan bayi. Kondisi ini umumnya disebabkan karena kebiasaan menyusu menggunakan botol sambil tidur.
Kandungan gula dalam susu akan menempel pada gigi saat menyusu sambil tidur. Jika diabaikan, gula pada permukaan gigi dapat memicu munculnya bakteri jahat yang mengubah gula menjadi asam. Asam inilah yang menyebabkan terkikisnya enamel gigi.
Gejala paling umum dari masalah gigi anak ini adalah munculnya bintik-bintik coklat kehitaman. Bagian gigi depan atas lah yang biasanya menunjukkan gejala kerusakan tersebut.
Gigi Tumbuh
Masalah kesehatan gigi anak kedua yang perlu diwaspadai adalah gigi tumbuh. Pada usia enam bulan, gigi susu mulai tumbuh pada anak-anak. Gigi inilah yang nantinya akan menghiasi senyum mereka.
Proses gigi tumbuh biasanya akan membuat anak sering memproduksi air liur. Selain itu, bagian gusinya akan terlihat memerah dan bahkan sedikit bengkak. Kondisi ini tentu membuat anak merasa tidak nyaman.
Pada masa pertumbuhan gigi susu, anak akan lebih suka mengunyah atau menggigit benda keras. Beberapa anak bahkan menjadi susah makan dan tidur. Masalah gigi anak ini bisa diatasi dengan pemberian obat namun harus terlebih dahulu dikonsultasikan ke dokter.
Gigi Berlubang / Karies Gigi
Gigi berlubang atau juga dikenal sebagai karies gigi adalah kondisi klinis yang sering terjadi pada anak kecil. Masalah gigi ini disebabkan karena penumpukan plak. Plak sendiri berasal dari bakteri jahat dalam mulut yang berkembang biak dengan air liur dan sisa-sisa makanan.
Plak akan menumpuk dan mengikis lapisan gigi hingga menciptakan lubang. Jika diabaikan, kondisi dapat menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Masalah gigi berlubang sebenarnya tidak akan terjadi apabila orang tua sudah membiasakan anak untuk membersihkan gigi secara rutin sejak kecil.
Masalah gigi anak ini juga dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan ke dokter gigi secara berkala. Jika ditemukan adanya lubang kecil, sangat disarankan untuk segera dilakukan penambalan. Penanganan ini tak akan membuat anak merasa kesakitan asalkan kondisinya belum terlalu parah.
Gigi Patah
Gigi patah umumnya terjadi karena ketidaksengajaan. Anak yang sedang dalam masa pertumbuhan cenderung banyak beraktivitas. Jadi, terkadang gigi bagian depan lah yang menjadi korban.
Apabila anak Anda mengalami patah gigi, segeralah untuk membawanya ke dokter gigi. Dokter akan melakukan pemeriksaan radiologi untuk mengidentifikasi bagaimana posisi patah gigi tersebut.
Apabila masalah gigi anak ini terjadi pada bagian mahkota dan lapisan email, maka dapat segera ditambal. Apabila sudah sampai saraf gigi dan terjadi pendarahan, maka perlu dilakukan perawatan untuk mempertahankan kondisi gigi alami.
Radang Gusi / Gingivitis
Anak-anak yang gemar mengkonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi sangat rentan mengalami radang gusi. Bahkan balita dengan defisiensi vitamin C juga rentan terhadap kondisi rongga mulut yang satu ini.
Radang gusi atau gingivitis ditandai dengan munculnya sariawan dan darah pada gusi akibat luka. Lalu, bagaimana caranya mencegah kondisi ini? Orangtua dapat mencegahnya dengan memastikan anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
Masalah gigi anak ini juga tidak akan terjadi jika orang tua mulai mengajarkan buah hati untuk rajin menjaga kebersihan gigi dan mulut. Pemeriksaan berkala ke dokter gigi untuk membersihkan karang gigi juga bermanfaat untuk menghindari kondisi klinis tersebut.
Gigi Tonggos
Gigi tonggos memang tidak membahayakan bagi anak. Akan tetapi, kondisi ini membuat anak kehilangan kepercayaan diri. Dalam ilmu kedokteran, kondisi ini disebut sebagai maloklusi. Penyebabnya antara lain adalah kebiasaan mengisap jari, menggunakan dot diatas usia 3 tahun, atau menghisap bibir bawah.
Ketiga kebiasaan tersebut meningkatkan risiko terjadinya gigi tonggos. Tekanan yang terjadi ketika mengisap bibir atau jari akan menjalar ke bagian langit-langit mulut dan mendorong gigi ke depan.
Gigi secara alami akan kembali ke posisi yang lebih baik (self-correction) apabila kebiasaan buruk tersebut segera dihentikan. Namun apabila masalah gigi anak ini sudah tidak dapat dicegah, perawatan ortodontik menjadi satu-satunya jalan keluar.
Baca juga: Dokter Gigi Spesialis Orthodonti: Peran dan Cakupan Kerjanya
Susunan Gigi Tidak Rapi
Susunan gigi yang tidak rapi merupakan kondisi herediter (menurun secara genetik). Namun tak jarang pula disebabkan oleh gigi susu yang lebih dulu tanggal. Ruang dari bekas gigi tersebut harus dipertahankan sebagai tempat tumbuh gigi baru.
Untuk mendapatkan servis perawatan gigi anak yang tepat, segeralah untuk membawa anak ke dokter gigi. Dokter umumnya akan membuatkan dental space maintainer untuk menjaga ruang untuk pertumbuhan gigi.
Pertumbuhan gigi sangat berpengaruh terhadap bentuk rahang. Bahkan apabila ada gigi susu yang tidak mau tanggal, gigi tersebut tetap harus dicabut. Jika dibiarkan gigi dapat tumbuh ke arah yang tidak semestinya dan mempengaruhi susunan gigi.
Itulah tujuh masalah gigi anak yang perlu diperhatikan oleh orang tua. Kondisi klinis tersebut tentunya dapat dicegah dengan mengajarkan anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Memeriksakan kondisi kesehatan rongga mulut anak ke klinik dokter gigi yang profesional dan berpengalaman secara berkala juga sangat membantu.