Belakangan ini, cara merapikan gigi dengan tangan menjadi salah satu topik yang ramai diperbincangkan. Namun, benarkah teknik tersebut ada, terbukti aman, serta telah teruji keberhasilannya? Sedangkan selama ini, merapikan gigi atau dalam ilmu medis dikenal dengan istilah orthodonti, merupakan pekerjaan dokter gigi profesional. Contohnya tindakan pemasangan behel, retainer, dan invisalign.
Apakah Bisa Merapikan Gigi dengan Tangan?
Tidak sedikit masyarakat awam yang berusaha untuk merapikan gigi memakai bantuan tangan. Contohnya, dengan menarik maju gigi yang menjorok ke dalam, sedangkan bagian gigi yang tonggos ditekan masuk. Ada beberapa yang mengatakan bahwa cara tersebut efektif – meskipun memerlukan waktu lama hingga satu tahun. Tanpa menyadari resiko di balik pergeseran tersebut.
Gigi memiliki penopang yang kuat supaya tidak mudah bergeser. Bila ditekan menggunakan tangan bisa mengubah posisinya, berarti penopangnya tidak lagi kuat. Artinya, gigi dapat copot kapan saja. Hanya tenaga profesional seperti dokter gigi yang memahami anatomi gigi manusia dengan sempurna yang dapat membantu merapikan gigi dengan aman. Sebab itu, jangan sembarangan melakukannya.
Bahaya Merapikan Gigi dengan Tangan
Sebagaimana telah sedikit disinggung di atas, bahwa memaksa merapikan gigi dengan tangan dapat menyebabkan dampak negatif. Tidak hanya satu, namun cukup banyak, antara lain:
Kerusakan Gigi
Efek pertama adalah kerusakan gigi. Selain pergeseran yang diakibatkan berkurangnya kekuatan cengkeraman penyangga, gigi yang dipaksa maju atau mundur dengan tangan berisiko mengalami:
- Keretakan.
- Patah.
- Mati rasa dan lainnya.
Kondisi-kondisi tersebut memang masih dapat ditangani dengan perawatan medis yang tepat, namun membutuhkan proses yang tidak sebentar. Bukan menyelesaikan masalah, justru menambah, bukan?
Infeksi Gusi
Infeksi gusi alias abses juga bisa terjadi bila kamu memaksakan cara merapikan gigi dengan tangan. Ada dua alasan mengapa gusi bisa mengalami infeksi ketika kamu melakukannya:
- Tangan yang memegang dan menekan gigi tidak dalam kondisi bersih sehingga kuman dan bakteri langsung menginvasi area gusi.
- Tekanan yang terjadi mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah pada gusi, yang kemudian menggumpal dan berujung infeksi.
Tanda gusi yang mengalami infeksi cukup mudah dikenali, yaitu: pembengkakan yang semakin parah ketika dibiarkan dan muncul rasa nyeri berdenyut. Lambat laun, area yang terinfeksi akan mengeluarkan nanah. Bau mulut pun jadi sangat menyengat akibat infeksi yang terjadi itu.
Maloklusi (Gigitan yang Tidak Normal)
Efek samping lainnya adalah maloklusi di mana kondisi ini terjadi jika pergeseran tidak menghasilkan kesejajaran antara gigi lengkung atas dan bawah. Ketika terjadi maloklusi, kamu akan kesulitan dalam mengunyah makanan. Namun, tidak sampai di situ saja. Ada beberapa dampak lain dari kondisi yang satu ini:
- Rasa nyeri pada rahang dan sendi (meskipun frekuensinya termasuk jarang).
- Terjadinya kerusakan gigi seperti pengikisan lapisan dan retak.
- Gusi mengalami pembengkakan dan infeksi akibat salah titik tekanan ketika mengunyah.
- Kesulitan melafalkan sesuatu dengan jelas.
- Penurunan kepercayaan diri karena rahang lambat laun tampak asimetris.
Kondisi yang sangat merugikan bagi kamu, bukan?
Nyeri dan Ketidaknyamanan
Efek negatif lainnya dari cara merapikan gigi dengan tangan yaitu munculnya rasa nyeri serta ketidaknyamanan. Rasa sakit tersebut tentunya muncul akibat tekanan terus menerus pada area gigi ketika kamu memaksa untuk mensejajarkan posisinya dengan gigi yang lain. Ketika nyeri terus muncul, otomatis gigi akan terasa tidak nyaman ketika dipakai mengunyah.
Cara Merapikan Gigi yang Aman dan Efektif
Sebab itulah, tidak perlu memaksakan untuk membuat gigi rapi memakai tangan. Ikuti cara-cara medis yang aman dengan ditangani profesional di bidangnya. Perawatan-perawatan yang bisa kamu pilih antara lain:
Kawat Gigi
Pemasangan kawat gigi alias behel merupakan metode medis yang paling populer untuk merapikan gigi. Kawat yang dipasang menyesuaikan dengan keparahan kasus ortodontik kamu, kemudian akan menggerakkan gigi supaya sejajar sekaligus merangsang pertumbuhan rahang. Jadi, bukan hanya gigi yang menjadi rapi, tetapi wadahnya ikut mengalami perkembangan supaya muat dan tidak bermasalah.
Ada beberapa macam behel gigi yang umum digunakan pada pasien ortodonsia, yaitu:
- Kawat gigi metal yang paling umum dipakai dan murah namun tahan lama.
- Kawat gigi keramik yang tampilannya lebih estetik.
- Kawat gigi self-ligating tanpa karet yang lebih nyaman.
- Kawat gigi lingual yang dipasang di belakang.
Invisalign
Istilah lainnya adalah aligner. Metode ini lebih fleksibel dari kawat gigi karena bisa dilepas pasang sendiri oleh pasien. Bentuknya berupa pelat bening dari plastik yang telah dibentuk sesuai dengan kontur gigi dan rahang pasien. Aligner bekerja dengan menekan kemudian mensejajarkan gigi yang tidak rapi dalam bobot kasus ringan hingga sedang.
Supaya memberikan hasil yang maksimal, aligner wajib dipakai selama 22 jam dalam sehari. Setiap kali makan dan minum, alat ini juga harus dilepas supaya tidak terkontaminasi bakteri. Kamu juga wajib mencuci bersih gigi sebelum memakainya kembali. Metode yang praktis dan lebih nyaman dibanding kawat gigi, namun jangka waktunya lebih lama.
Retainer
Sebenarnya, retainer bukanlah teknik merapikan gigi, melainkan cara mempertahankannya tetap sejajar setelah melalui serangkaian perawatan behel. Bisa terbuat dari kawat untuk menahan khusus satu atau beberapa gigi yang baru selesai dirapikan atau plastik mirip aligner untuk menahan keseluruhan rahang. Tujuannya mencegah posisi gigi kembali bergeser karena penyangga jaringannya belum kuat.
Kamu bisa mengkonsultasikan beragam perawatan ortodonti mulai dari kasus ringan sampai parah dengan Axel Dental. Daripada mempraktekkan cara merapikan gigi dengan tangan yang berbahaya, lebih baik kamu datang ke klinik yang tepat dan ditangani dokter gigi profesional. Terdapat berbagai pilihan perawatan merapikan gigi – khususnya behel sesuai kebutuhan dan keinginan kamu.