Saat kecil, anjuran untuk menggosok gigi secara rutin begitu sering kita dengar. Tak heran, saat kecil mungkin Anda merupakan anak yang rajin menggosok gigi. Semakin dewasa, entah karena kelelahan atau memang karena lupa kita jadi sering malas menggosok gigi. Padahal, dampak tidak menggosok gigi bisa ‘menjalar’ ke organ lain, lho. Bahkan organ yang terdampak adalah organ-organ vital, seperti jantung dan paru-paru.
Nah, maka dari itu Anda perlu tahu apa saja yang menjadi dampak tidak menggosok gigi. Dengan demikian, Anda bisa mulai memperhatikan kesehatan gigi dengan cara sesimpel rutin menggosok gigi dua kali sehari.
Bau Mulut
Masalah pertama yang dapat timbul sebagai dampak tidak menggosok gigi adalah bau mulut (halitosis). Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kurangnya kebersihan rongga mulut. Akibatnya, banyak bakteri yang terdapat di dalam rongga mulut Anda dan inilah yang mengakibatkan bau tidak sedap itu.
Kondisi lain yang juga menyebabkan bau mulut adalah bekas sisa makanan terutama makanan yang memiliki aroma kuat. Tentu Anda tidak ingin bau mulut Anda sampai mengganggu teman ngobrol Anda, bukan? Maka dari itu, yuk, rajin gosok gigi!
Gingivitis
Gingivitis berarti peradangan yang terjadi pada gusi (gingiva). Biasanya, gejala yang mudah terlihat adalah gusi Anda menjadi bengkak dan lebih merah dibanding biasanya. Bahkan, ada juga penderita gingivitis yang gusinya berubah menjadi merah kehitaman.
Gejala lain yang bisa timbul karena gingivitis adalah gusi berdarah ketika Anda sedang menyikat gigi ataupun flossing, timbulnya bau mulut (halitosis), dan nyeri saat mengunyah makanan.
Apa saja penyebab gingivitis? Sama seperti kondisi bau mulut, gingivitis dipicu oleh kebersihan oral yang buruk. Hal ini mendorong timbulnya plak yang jika berlangsung dalam waktu lama dapat mengakibatkan radang pada gusi. Kondisi ini masih bisa makin parah dan mengakibatkan gigi Anda goyang atau tanggal dengan sendirinya.
Gigi Berlubang
Dampak tidak menggosok gigi selanjutnya adalah gigi berlubang. Bukan rahasia lagi memang jika gigi berlubang disebabkan karena kebersihan gigi yang tidak terjaga. Hal ini makin diperparah dengan adanya infeksi bakteri yang makin mempercepat pembentukan lubang pada gigi.
Pembentukan lubang pada gigi berawal dari sisa makanan yang tidak segera dibersihkan. Ditambah dengan adanya bakteri, sisa makanan ini akan mengalami proses fermentasi dan akan mengakibatkan adanya produksi asam.
Asam inilah yang dapat mengikis lapisan mineral penyusun gigi dan mengakibatkan demineralisasi (berkurangnya lapisan mineral penyusun gigi). Jika mineral penyusun gigi sudah terkikis, tentu gigi jadi lebih mudah berlubang.
Karang Gigi
Setelah gigi berlubang, dampak tidak menggosok gigi lainnya adalah timbulnya karang gigi. Kondisi ini tidak hanya mengakibatkan gigi Anda tampak kotor saja. Karang gigi juga bisa menjadi akar dari berbagai masalah gigi anak dan dewasa. Misalnya seperti bau mulut, radang pada gusi (gingivitis), bahkan hingga periodontitis.
Maka dari itu, Anda sebaiknya rutin melakukan pemeriksaan ke dokter di klinik gigi untuk mengetahui apakah Anda memerlukan scaling gigi. Jika plak gigi terdeteksi lebih awal, maka prosedur pembersihan bisa dilakukan lebih awal. Tentunya hal ini dapat membantu Anda terhindar dari permasalahan gigi dan mulut yang lebih parah.
Periodontitis
Penyakit gusi yang dimaksud adalah kerusakan gusi serius yaitu periodontitis. Sebagaimana dilihat dari sumber katanya, periodontitis dapat diartikan sebagai infeksi pada jaringan periodontal, yaitu jaringan penyokong gigi. Selain gusi, jaringan periodontal ini meliputi tulang penyangga gigi serta jaringan lunak yang berada di sekitar gigi.
Penyakit ini bisa dikatakan sebagai bentuk komplikasi dari radang gingiva (gusi) atau yang banyak disebut sebagai gingivitis.
Tak hanya menyebabkan gusi Anda jadi rusak periodontitis dapat mengakibatkan timbulnya abses, gigi longgar, atau bahkan gigi tanggal. Apakah periodontitis terasa nyeri? Awalnya, memang penyakit ini sering tidak bergejala. Akan tetapi, jika kondisinya makin parah, penderita bisa merasakan nyeri berkelanjutan.
Maka dari itu, amat disarankan untuk rajin menggosok gigi dan rajin memeriksakan kesehatan gigi Anda. Sebagai anjuran, lakukan pemeriksaan ke dokter gigi paling tidak enam bulan sekali.
Penyakit Jantung
Bagaimana bisa malas menggosok gigi dapat menyebabkan penyakit jantung? Memang, sekilas tampak tidak ada keterkaitan yang jelas antara jantung dengan gigi. Namun ternyata, penyakit periodontitis ini bisa mengakibatkan penderitanya memiliki kemungkinan terkena stroke maupun penyakit kardiovaskular lainnya, lho.
Kondisi tersebut disebabkan karena bakteri penyebab periodontitis dapat masuk ke pembuluh darah. Ujung-ujungnya, bakteri ini dapat menyebabkan peradangan serta kerusakan pada pembuluh darah. Dari sinilah risiko stroke, serangan jantung, maupun penyakit kardiovaskular lainnya berakar.
Infeksi Paru-Paru
Sama seperti poin nomor 6, sekilas mungkin akan susah menemukan keterkaitan atas dampak tidak menggosok gigi dengan infeksi pada paru-paru.
Menurut Dental Health Foundation, risiko ini bisa saja terjadi jika seseorang mengalami infeksi pada gusi terutama yang sudah kronis dan parah seperti periodontitis. Dalam artikel yang diposting lembaga tersebut, bakteri yang sudah berada dalam mulut mungkin saja terhirup pada saat seseorang bernapas melalui mulut. Sehingga, secara tidak langsung orang tersebut ‘memasukkan’ bakteri ke dalam paru-parunya. Apalagi jika bakteri yang masuk adalah bakteri penyebab pneumonia yang juga sering dijumpai di gigi berlubang seperti Klebsiella pneumoniae.
Setelah mengenal dampak tidak menggosok gigi di atas, apakah Anda masih ingin bermalas-malasan menjaga kesehatan gigi? Yuk, mulai peduli dengan kesehatan gigi Anda dengan rajin menggosok gigi dan periksa ke dokter gigi secara rutin. Dengan demikian, tubuh sehat dan senyum cerah pun bisa Anda dapatkan!