Pernah dengar istilah penyakit maloklusi pada gigi? Istilah ini mungkin tidak akrab di telinga, namun cukup banyak orang yang mengalami penyakit ini tanpa mendapatkan penanganan dengan baik. Padahal, jika dibiarkan tak tertangani, hal ini bisa mengakibatkan masalah yang cukup serius.
Nah, supaya Anda semakin aware dengan kesehatan gigi, yuk, pelajari seluk beluk penyakit gigi yang satu ini dan jenis maloklusi gigi!
Apa Itu Penyakit Maloklusi?
Maloklusi adalah sebuah istilah medis yang menggambarkan posisi gigi dan rahang yang tidak rata.
Dalam istilah sehari-hari, tonggos atau ‘gigi maju’ merupakan istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan penyakit ini. Meski begitu, perlu Anda ketahui bahwa penyakit maloklusi pada gigi tidak hanya ‘gigi maju’ saja.
Jenis Penyakit Maloklusi
Apa saja jenis-jenis maloklusi gigi? Ada tiga macam jenis-jenis maloklusi gigi yang umum dijumpai.
Kelas 1
Maloklusi kelas 1 adalah sebuah penyakit dimana gigi atas tumpang tindih dengan gigi bawah. Pada jenis maloklusi gigi ini, gigitan Anda masih normal dan bidang tumpang tindihnya masih sedikit. Klasifikasi kelas ini merupakan penyakit maloklusi pada gigi yang paling umum terjadi di masyarakat.
Kelas 2
Maloklusi gigi kelas 2 merupakan penyakit gigi yang disebut sebagai overbite. Overbite merupakan penyakit gigi depan atas yang lebih maju dibandingkan dengan gigi depan bawah.
Kelas 3
Maloklusi kelas 3 merupakan penyakit gigi yang berkebalikan dengan kelas 2. Penyakit maloklusi kelas 3 disebut juga sebagai underbite, dimana gigi depan bawah lebih maju dibandingkan dengan gigi depan bagian atas.
Mengapa Penyakit Maloklusi Bisa Terjadi?
Hingga saat ini tidak ada yang mengetahui pasti apa yang menyebabkan penyakit maloklusi pada gigi bisa terjadi. Akan tetapi, para ahli berpendapat bahwa penyakit ini adalah penyakit yang diturunkan dari orang tua ke anaknya. Misalnya, jika satu atau dua orang tua mengalami maloklusi, anak mungkin akan mengalaminya juga.
Perbedaan ukuran rahang atas dan bawah yang berbeda, gigi terlalu besar, atau rahang yang terlalu kecil juga bisa mengakibatkan penyakit ini timbul.
Tak cuma itu, ada beberapa faktor risiko berupa kebiasaan buruk yang menyebabkan maloklusi. Beberapa di antaranya seperti kebiasaan pakai dot hingga usia lebih 3 tahun, kebiasaan menggigit bibir atau jari, kebiasaan bernafas melalui mulut, serta kebiasaan mengisap jempol.
Apa sih Hubungan Kebiasaan Buruk dengan Terjadinya Penyakit Maloklusi?
Apa hubungan kebiasaan buruk dengan penyakit maloklusi pada gigi? Kebiasaan buruk yang sudah disebutkan di atas akan lebih mudah menyebabkan maloklusi apabila dilakukan oleh anak-anak. Hal ini disebabkan karena anak-anak masih dalam masa pertumbuhan gigi.
Jika anak Anda punya kebiasaan menggigit jari atau mengisap jempol, maka gigi bagian atas biasanya akan tumbuh terdorong ke atas (karena sering terdorong jempol). Hal ini dapat mengarah ke penyakit maloklusi pada gigi.
Kebiasaan bernafas melalui mulut juga menyebabkan maloklusi. Pasalnya, posisi rahang bawah biasanya turun untuk memperlancar pernapasan melalui mulut. Lama kelamaan, rahang bawah bisa maju dan mengakibatkan maloklusi.
Cara Paling Efektif Mengatasi Penyakit Maloklusi
Ca mengatasi maloklusi tergantung pada keparahan dari masing-masing kasus. Pada kasus yang ringan, biasanya Anda tidak membutuhkan prosedur khusus. Hanya saja, dokter gigi akan memberikan obat pereda nyeri (ibuprofen atau parasetamol) jika maloklusi menyebabkan nyeri.
Jika penyakit maloklusi yang Anda alami cukup parah, dokter gigi dapat merujuk Anda ke ortodontis. Dokter gigi ortodontis (spesialis ortodonti) merupakan spesialisasi kedokteran gigi yang menangani penyakit gangguan estetika gigi, rahang, maupun wajah.
Ortodontis akan memberikan beberapa perawatan maloklusi berikut tergantung dari penyakit gigi Anda, misalnya:
- Layanan pemasangan kawat gigi. Pemasangan kawat gigi merupakan penanganan maloklusi gigi yang paling sering dijumpai untuk meratakan gigi maupun menyelaraskan tulang rahang yang susunannya tidak rata. Pastikan Anda memilih dokter gigi ortodontis yang memiliki jam terbang tinggi dalam pelayanan terkait maloklusi. Sebelum diperiksa, dokter gigi akan memastikan penyakit Anda terlebih dahulu agar kawat gigi yang dipasang sesuai dengan kebutuhan Anda. Dengan demikian, penanganan maloklusi bisa dilakukan dengan maksimal.
- Pencabutan gigi. Cabut gigi juga bisa menjadi solusi dalam menangani kasus maloklusi. Penanganan ini hanya dilakukan untuk kasus-kasus tertentu saja.
- Pemasangan tutup kepala khusus (chin cap). Tutup kepala ini dapat membantu untuk memperbaiki posisi rahang bawah dan atas agar dapat kembali ke posisi yang tepat. Chin cap bisa digunakan orang dewasa maupun anak-anak.
- Pemasangan splint gigi atau bite plates. Selain memasang chin cap, dokter gigi bisa juga memasang splint gigi dan bite plates sebagai opsi lain dalam mengatasi maloklusi.
- Operasi. Langkah terakhir dalam menangani maloklusi adalah dengan melalui prosedur bedah.
Berapa Lama Waktu Penanganan Penyakit Maloklusi?
Penanganan maloklusi dilakukan hingga posisi gigi/rahang dinilai sudah rata. Lama penanganan bisa berbeda-beda setiap orang, mengingat tingkat keparahan maloklusi setiap orang juga berbeda.
Bagaimana jika maloklusi tidak ditangani dengan baik? Hal ini bisa mengakibatkan beberapa hal berikut ini:
- Menurunkan rasa percaya diri karena tampilan wajah tidak simetris,
- Mengganggu proses bicara, proses menggigit, maupun proses mengunyah makanan.
Nah, itulah penjelasan mengenai jenis maloklusi pada gigi, penyebab, serta bagaimana penyakit ini ditangani. Semoga informasi ini berguna bagi Anda, ya!
Jika Anda mengalami penyakit ini, amat disarankan supaya Anda segera periksa ke klinik gigi. Axel Dental siap memberikan pelayanan untuk mengatasi penyakit maloklusi pada gigi bagi Anda yang tinggal di kawasan Jabodetabek. Ditangani langsung oleh dokter gigi yang profesional dan berpengalaman, Anda bisa mendapatkan pelayanan maksimal dari Axel Dental.