Benjolan di gusi adalah salah satu indikasi ada sesuatu yang tidak beres terutama dalam aspek kesehatan mulut. Sayangnya, banyak orang mengabaikan dan bahkan tidak menyadari gejala ini. Lebih seringnya lagi, penderita baru menganggapnya sebagai hal yang tidak lazim begitu benjolan sudah membesar.
Penyebab Benjolan di Gusi
Gusi adalah jaringan lunak di dalam mulut yang berwarna merah muda dan berfungsi melindungi tulang rahang serta akar gigi. Dengan demikian, gigi dapat tetap berada di posisi yang sesuai.
Seperti bagian tubuh lainnya, gusi juga sangat mungkin mengalami masalah. Benjolan merupakan salah satunya. Adapun beberapa penyebab umum terjadinya benjolan pada gusi adalah sebagai berikut.
Abses Gusi
Abses gusi atau abses periodontal adalah kondisi adanya pembengkakan seperti benjolan pada gusi yang lunak saat disentuh. Benjolan tersebut berisi gumpalan nanah akibat infeksi bakteri. Penderita pun kerap mengalami keluhan nyeri hebat akibat abses pada gusi.
Abses gusi tidak dapat sembuh sendiri sehingga perlu segera mendapat penanganan dokter gigi. Apabila dibiarkan terlalu lama, maka risikonya juga makin meningkat. Infeksi pun dapat menyebar ke bagian mulut lainnya, leher, atau bahkan kepala.
Baca juga: Sumbuhin Secepatnya! Nih, 5 Cara Mengatasi Abses Gigi!
Kista Gigi
Gigi juga tidak lepas dari risiko kista yang ditandai dengan terbentuknya kantong abnormal dan berisi udara, cairan, atau material tertentu lainnya. Kista gigi umumnya terbentuk pada gusi dekat mahkota, gigi geraham bungsu, ujung akar gigi, gigi yang tidak sehat, bahkan bibir.
Selain gusi yang memiliki benjolan, kista gigi juga mempunyai beberapa gejala lain seperti: gigi sensitif, gigi longgar, gigi berubah posisi sehingga muncul celah antargigi, nyeri di area gusi, dan mati rasa pada wajah.
Radang Gusi
Radang gusi alias gingivitis palings sering terjadi karena kebersihan mulut yang buruk. Akibatnya, gusi mengalami iritasi sehingga berwarna kemerahan, bengkak, dan muncul benjolan. Gingivitis gigi dapat diatasi dengan mengubah kebiasaan buruk, termasuk menghilangkan kebiasaan merokok, dehidrasi, dan lain sebagainya. Namun, kotoran yang sudah ada di gigi juga perlu dibersihkan melalui perawatan dental scaling atau bahkan root planing sesuai kondisi.
Mukokel
Mukokel adalah kista mukosa, yakni benjolan berisi cairan yang muncul saat saluran kecil pada kelenjar ludah rusak atau tersumbat. Kondisi ini biasanya terjadi karena kebiasaan menggigit dan mengisap bagian dalam bibir bawah atau pipi.
Secara umum mukokel dapat sembuh dengan sendiri sehingga tidak memerlukan pengobatan. Namun, hal ini tentu dipengaruhi seberapa parah mukokel yang terjadi. Pun untuk mencegah infeksi atau kerusakan jaringan, penderita tidak sebaiknya mengeluarkan cairan dari benjolan tersebut.
Di samping empat hal di atas, ada pula beberapa penyebab benjolan pada gusi seperti berikut.
- Fibroma
- Oral lichen planus
- Granuloma piogenik
- Torus
- Kanker mulut
- Konsumsi obat-obatan tertentu
- Iritasi bahan atau zat tertentu
- Kurang vitamin
Apakah Benjolan di Gusi Berbahaya?
Berdasarkan penyebab yang dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa benjolan di gusi tidak selalu berbahaya. Meski begitu, apabila Anda merasa gusi mengalami pembengkakan atau benjolan, maka cari tahu apa yang menjadi penyebabnya.
Dokter gigi adalah pihak yang paling berkompeten untuk melakukan pemeriksaan dan menentukan tindakan yang harus dilakukan. Oleh sebab itu, jika Anda merasakan benjolan selama beberapa hari—terutama dengan adanya keluhan lain, maka jangan tunda lebih lama untuk memeriksakan diri.
Beberapa gejala yang dimaksud antara lain:
- Demam
- Nyeri berdenyut
- Napas jadi bau
- Lidah tidak nyaman untuk makan
- Bercak putih atau merah di rongga mulut
- Pendarahan pada gusi
Cara Mengobati Benjolan di Gusi
Sebelum ke dokter (khususnya pada tahap awal), Anda bisa melakukan beberapa cara untuk mengatasi gusi yang bengkak seperti berikut.
Berkumur dengan Air Garam
Gusi yang benjol umumnya terjadi karena proses peradangan yang menyebabkan banyaknya cairan pada sel-sel gusi. Cairan dalam gusi tersebut mempunyai konsentrasi lebih rendah (lebih encer) dibandingkan larutan garam. Maka dari itu, berkumur dengan air garam akan “menyedot” cairan dalam benjolan keluar sehingga benjolan lebih cepat menyusut. Kandungan natrium pada garam juga mampu menekan pertumbuhan bakteri yang membuat gusi bengkak. Lebih terkendalinya jumlah bakteri ini juga dapat menghilangkan bau mulut yang tidak sedap.
Baca juga: Wajib! Ternyata Ini 7 Manfaat Kumur Air Garam Setiap Hari
Mengompres dengan Air Hangat atau Es
Mengompres tidak selalu menggunakan air hangat dn tidak selalu menggunakan es pula. Pemilihan tersebut berdasarkan kondisi yang dialami. Jika Anda mengalami gusi bengkak tanpa disertai nyeri berdenyut, maka lakukan kompres menggunakan es batu. Sebaliknya, jika Anda mengalami gusi bengkak dengan nyeri yang berdenyut, kompreslah gusi dengan air hangat.
Menghindari Penyebab Iritasi
Jangan memperparah keadaan dengan tetap mengonsumsi penyebab iritasi saat gusi bengkak, seperti alkohol, merokok, dan sebagainya. Selain itu, jaga kesehatan dan kebersihan mulut dengan menggosok gigi minimal dua kali sehari, memenuhi asupan nutrisi yang tepat, dan lain-lain.
Apabila tiga cara tersebut tidak dapat meredakan gusi bengkak, maka jangan ragu untuk segera ke dokter gig. Sesuai penyebabnya, dokter gigi juga mungkin akan memberi antibitoik dan obat lain maupun disertai tindakan seperti operasi .
Mencegah Benjolan di Gusi
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk menghindari rasa tidak nyaman, sakit, dan meningkatkan risiko berbagai kesehatan lainnya akibat gusi bengkak, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan.
Penuhi Kebutuhan Nutrisi Tubuh
Selain nutrisi makro, Anda perlu memperhatikan pula asupan mineral dan vitamin yang diperlukan tubuh termasuk gusi. Kebutuhan setiap orang tidak selalu peris sama, terutama pada beberapa orang dengan kondisi tertentu seperti kehamilan. Tentunya, pemenuhan nutrisi tidak cuma dari segi kuantitas, tetapi juga kualitas sumbernya.
Membersihkan Gigi dan Mulut
Setidaknya gosoklah gigi sebanyak dua kali sehari (jangan lupa untuk membersihkan lidah). Hindari membiarkan bekas makanan atau minuman menempel terlalu lama di gigi dan rongga mulut, terlebih setelah mengonsumsi tinggi gula. Selain itu, Anda bisa menggunakan dental floss dan obat kumur misalnya listerine jika diperlukan.
Menjaga Hidrasi
Dehidrasi membuat mulut kering, rasa tidak nyaman, dan meningkatkan risiko berbagai penyakit gusi dan mulut. Pasalnya, makin kering mulut, makin sedikit pula produksi air liur. Padahal, air liur berperan penting dalam membantu membersihkan sisa makanan yang menempel di permukaan gigi.
Hentikan Kebiasaan Merokok
Nikotin pada rokok dapat memicu sistem imun menjadi lemah sehingga perlawanan terhadap bakteri berkurang. Salah satu dampaknya adalah gusi meradang dan bengkak. Tak ketinggalan, fungsi-fungsi normal sel di jaringan gusi juga akan terganggu serta aliran darah ke gusi jadi terhambat.
Baca juga: Ngeri! Bukan Cuma Paru-paru, Ini 5 Bahaya Rokok untuk Gigi!
Benjolan di gusi adalah salah satu indikasi kesehatan gusi yang terganggu. Kondisi ini tidak selalu berbahaya sesuai penyebabnya, tetapi dalam beberapa kasus justru menjadi gejala penyakit serius. Oleh sebab itu, kenali apa yang menyebabkan benjolan pada gusi dan lakukan beberapa penanganan tahap awal. Jika kondisi tak kunjung membaik, segera periksakan ke klinik gigi terpercaya.