Article

Tanpa Disadari Kebiasaan Ini Jadi Penyebab Gusi Berdarah, Lho!

  • Home
  • -
  • Keluhan Gigi
  • -
  • Tanpa Disadari Kebiasaan Ini Jadi Penyebab Gusi Berdarah, Lho!
Tanpa Disadari Kebiasaan Ini Jadi Penyebab Gusi Berdarah, Lho!

Siapa saja dapat mengalami gusi berdarah, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kondisi ini menandakan adanya inflamasi atau peradangan di gusi akibat gangguan kesehatan tertentu. Namun, penyebab gusi berdarah juga sangat mungkin dipengaruhi oleh beberapa kebiasaan atau aktivitas eksternal lainnya.

Kebiasaan yang Menjadi Penyebab Gusi Berdarah

illustrasi gusi orang berdarah

Penyebab umum seseorang mengalami gusi berdarah adalah akibat adanya penumpukan bakteri plak gigi pada batas gigi dan gusi. Adapun yang dimaksud plak adalah lapisan tipis yang terbentuk dari sisa makanan yang tertinggal di mulut. 

Di sisi lain, gusi berdarah juga dapat terjadi karena kebiasaan-kebiasaan tidak sehat lainnya yang dilakukan secara berulang dan dalam jangka waktu panjang. Berikut adalah beberapa kebiasaan umum yang menyebabkan gusi berdarah.

Mengabaikan Kebersihan Gigi dan Mulut

Plak pun harus segera dihilangkan ketika masih lunak agar tak mengeras dan sulit dihilangkan. Apabila plak terlanjur menumpuk, maka dapat menyebabkan radang gusi alias gingivitis. Kondisi ini yang dibiarkan pun akan membuat plak akhirnya mengeras, menyebabkan karang gigi, dan meningkatkan risiko terjadinya gusi berdarah

Gingivitis juga menimbulkan beberapa gejala seperti gusi yang berwarna kemerahan dan pembengkakan. Pada banyak kasus pula, gingivitis gigi menimbulkan nyeri yang intens di area sekitar gusi.

Selain itu, gingivitis yang berlangsung lama juga dapat menyebabkan infeksi yang disebut periodontitis. Periodontitis dapat merusak gigi, tulang rahang, dan jaringan ikat penghubung gigi dan gusi yang akan menyebabkan pula terjadinya gusi berdarah. Beberapa penderita periodontitis turut mengalami gigi goyang karena gusi yang renggang dan bahkan gigi tanggal.

Mengonsumsi Makanan dan Minuman Manis

Salah satu komponen terbesar dalam plak adalah bakteri yang berasal dari air liur, yakni sekitar 70%. Di sisi lain, bakteri yang ada di dalam mulut menggerogoti sisa-sisa karbohidrat pada gigi dan menghasilkan asam. Asam yang bercampur dengan air ludah inilah yang kemudian membentuk plak gigi.

Adapun gula merupakan bagian dari karbohidrat. Oleh sebab itu, mengonsumsi makanan atau minuman bergula yang kerap memberi rasa manis haruslah dilakukan secara moderat. Hindari terlalu banyak mengonsumsi gula seperti pada dessert, boba milk tea, dan lain-lain. Tak lupa, selalu jaga pula kebersihan gigi dan mulut terutama setelah mengonsumsi gula tersebut.

Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Ini 6 Makanan Penyebab Plak Gigi

Merokok

Beberapa penelitian menemukan bahwa orang yang merokok mempunyai risiko lebih besar mengalami berbagai penyakit gusi. Hal ini tak lain disebabkan oleh kandungan bahan kimia dalam rokok.

Bahan kimia yang ada di dalam rokok menyebabkan mulut kering sehingga memperbesar peluang terjadinya perdarahan pada gusi. Berbagai bahan kimia tersebut juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Dengan begitu, tubuh pun tidak sekuat sebagaimana mestinya untuk melawan bakteri jahat, termasuk di dalam mulut.

Baca juga: Ngeri! Bukan Cuma Paru-paru, Ini 5 Bahaya Rokok untuk Gigi!

Menggosok Gigi Terlalu Keras

Gusi merupakan jaringan lunak yang mempunyai banyak pembuluh darah. Oleh sebab itu, tak heran jika mendapat tekanan yang keras apalagi tiba-tiba), pembuluh darah dapat pecah sehingga gusi pun berdarah. Contoh paling sering dari kasus ini adalah menggosok gigi yang terlalu keras dan tidak berhati-hati. Alih-alih membuat gigi bersih, menggosok terlalu keras justru dapat menyebabkan cedera. 

Baca juga: Jangan Asal, Ini 7 Cara Menyikat Gigi yang Benar

Penyakit Tertentu

Ada kalanya, gusi berdarah merupakan gejala atau akibat dari penyakit tertentu seperti diabetes. Penyakit gula ini menyebabkan produksi insulin terganggu. Akibatnya, makin banyak gula dalam jaringan tubuh dapat memicu pertumbuhan bakteri jahat dalam mulut. 

Leukimia memungkinkan pula menjadi penyebab perdarahan pada gusi. Penderita leukimia memiliki sel-sel darah putih dalam tubuhnya yang jumlahnya meningkat dan menurunkan jumlah trombosit. 

Padahal, trombosit diperlukan untuk menghentikan pendarahan. Oleh karena itu, penderita leukimia rentan mengalami beberapa perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, dan lain sebagainya.

Pencegahan Gusi Berdarah yang Bisa di Lakukan!

Sebagaimana kesehatan tubuh lainnya, gusi berdarah juga dapat dicegah. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindarkan diri dari gusi berdarah.

  • Tidak merokok.
  • Membersihkan gigi dan mulut dengan benar, berhati-hati, dan minimal dua kali sehari (terutama setelah makan).
  • Menggunakan sikat gigi yang lembut dan dental floss (untuk membersihkan sela-sela gigi).
  • Mengonsumsi nutrisi dengan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan .
  • Memenuhi kebutuhan air minimal delapan gelas per hari atau sesuai kebutuhan.
  • Meminimalkan konsumsi makanan atau minuman yang manis atau tinggi gula.
  • Menghindari konsumsi makanan atau minuman terlalu panas maupun terlalu dingin.
  • Melakukan pemeriksaan gigi dan mulut secara berkala (minimal enam bulan sekali) ke dokter gigi terdekat.

Cara Mengatasi Penyebab Gusi Berdarah!

illustrasi gusi orang sakit

Lantas, bagaimana cara untuk mengatasi jika sudah terlanjur mengalami gusi berdarah? Penderita gusi berdarah dapat melakukan beberapa penanganan mandiri di rumah. Salah satunya adalah dengan berkumur menggunakan larutan air garam. Untuk hasil yang lebih baik, gunakan air hangat untuk mencampur garam.

Alasan menggunakan bahan dapur ini adalah karena adanya kandungan antiseptik dan anti-inflamasi. Kombinasi keduanya mampu meredakan infeksi berikut pembengkakan yang membuat gusi berdarah.

Baca juga: Wajib! Ternyata Ini 7 Manfaat Kumur Air Garam Setiap Hari

Selain itu, lemon juga bisa menjadi alternatif mengatasi gusi berdarah. Selain beberapa hal di atas, penyebab gusi berdarah juga dapat terjadi karena kekurangan vitamin C dalam tubuh. Maka dari itu, berkumur dengan larutan air hangat dan perasan lemon dapat membantu mengatasi gusi berdarah sekaligus membasmi kuman dan bakteri di mulut.

Perawatan gusi berdarah di rumah juga bisa melalui tiga hal di bawah ini.

  • Kompres gusi menggunakan kain kasa yang direndam di dalam air es
  • Penuhi asupan vitamin seperti C dan K
  • Hindari berkumur menggunakan obat kumur yang memiliki kandungan alkohol

Bagaimana Pengobatan yang Tepat Untuk Gusi Berdarah?

Bagaimanapun, hanya menghilangkan keluhan gusi berdarah tidaklah cukup. Selain cara-cara untuk mengatasi gusi berdarah di rumah yang disebutkan sebelumnya, penderita harus mengetahui apa penyebab utama terjadinya gusi berdarah yang dialami. 

Apabila gusi berdarah terjadi karena karena terjadi gingivitis misalnya, maka langkah tepat untuk mengatasinya adalah dengan pergi ke dokter gigi. Berkumur menggunakan air garam bisa jadi pertolongan pertama untuk meredakan gejala atau keluhan. 

Namun, untuk benar-benar mengobati gingivitis sehingga tidak akan terjadi lagi gusi berdarah dan berbagai gejala lainnya adalah melalui perawatan saluran akar dan perawatan scaling gigi oleh dokter gigi

Dua perawatan ini akan menghilangkan bakteri dan menyebabkan karang gigi yang menumpuk di bagian bawah gusi. Jika dibutuhkan, dokter gigi juga akan menambal dan memperbaiki kondisi gigi yang berlubang atau tidak rata.

Sementara itu, gusi berdarah yang disebabkan oleh periodontitis juga dapat melakukan perawatan saluran akar gigi dan scaling gigi. Apabila ternyata ada pula infeksi yang terjadi di rongga mulut, maka dokter gigi akan memberi antibiotik. Pun jika kondisi yang terlanjur lebih parah, dokter gigi akan menyarankan untuk bedah cangkok jaringan lunak.

Gusi berdarah adalah kondisi yang sangat mungkin dialami oleh siapa saja dan tidak selalu menandakan adanya kondisi fatal. Kendati begitu, Anda perlu segera mencari tahu apa yang menjadi penyebab gusi berdarah sebenarnya. Hal ini semata untuk mengetahui penanganan yang paling tepat sehingga meminimalkan terjadinya risiko kesehatan yang lebih serius.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *