Article

Crowning Gigi: Manfaat Hingga Prosedur Dalam Pemasangannya

  • Home
  • -
  • Perawatan Gigi
  • -
  • Crowning Gigi: Manfaat Hingga Prosedur Dalam Pemasangannya
Crowning Gigi: Manfaat Hingga Prosedur Dalam Pemasangannya

Crown gigi, dental crown, atau mahkota gigi merupakan selubung palsu penutup yang dipasang pada bagian atas gigi rusak atau patah. Bahan pembuatan crown gigi, antara lain logam, porselain, resin, atau keramik. 

Struktur gigi tidak selamanya bertahan kuat. Banyak hal yang bisa menyebabkan kondisi gigi menjadi berlubang atau rapuh, termasuk faktor pertambahan usia. Kerusakan tersebut tidak jarang ikut memengaruhi bentuk gigi. Gigi Anda bisa patah, bahkan tanggal karena rapuh, hingga tersisa bagian akarnya saja. 

Pada kondisi demikian, pemasangan crown dapat menjadi solusi untuk memperbaiki bentuk gigi seperti sedia kala. Anda bisa membayangkannya seperti sebuah topi yang menutupi kepala. Hanya saja, mahkota digunakan untuk menutup atau menyempurnakan kembali bentuk, ukuran, dan kekuatan gigi Anda. 

Manfaat Orang Melakukan Crowning Gigi

Pengembangan metode pemasangan crown gigi tentu memiliki beragam manfaat. Bukan hanya manfaat fisik, tetapi juga memberikan perlindungan. Secara umum, berikut manfaat yang bisa diperoleh lewat prosedur satu ini. 

Manfaat Perlindungan

Gigi yang tanggal atau patah akan kehilangan kinerja optimalnya. Metode crowning dapat mengembalikan fungsi gigi seperti sedia kala sebagai bagian dari jaringan pencernaan. Proses mengunyah dan melumat makanan akan terasa lebih nyaman, karena gigi yang tanggal atau berlubang telah tergantikan oleh lapisan baru. 

Bagaimana dengan gigi yang rapuh, tetapi susunannya masih normal? Crowning gigi tetap bisa dilakukan guna mencegah terjadinya kerapuhan yang semakin parah. Metode yang sama dapat diterapkan untuk melindungi gigi normal dari risiko kerusakan. 

Prosedur crowning biasanya juga diterapkan untuk menggantikan peran tambalan gigi berlubang yang parah. Pada kasus perawatan gigi implan dan dental bridge, crowning membantu mempertahankan posisi gigi palsu agar susunannya tetap sesuai. 

Manfaat Penampilan

Crowning gigi tidak hanya memberikan manfaat fisik, tetapi juga secara mental. Metode ini memungkinkan untuk memberikan lapisan baru pada gigi yang telah berubah warna, apabila tidak ada cara lain yang bisa dilakukan untuk mengembalikan putihnya.  

Pada sebuah kondisi di mana seseorang memiliki gigi depan yang tanggal atau patah. Biasanya pasien akan mengalami kurangnya rasa percaya diri. Nah, crowning gigi dapat membuat struktur anatomi gigi kembali normal, bahkan lebih rapi, memperbaiki penampilan gigi pasien, sehingga kepercayaan dirinya meningkat.  

Fungsi Crowning Gigi bagi Kesehatan Gigi

Telah disinggung sebelumnya bahwa crown gigi dapat membantu menjaga kesehatan gigi. Bagaimana bisa demikian? Hal ini berkaitan erat dengan fungsi crown sebagai pelindung gigi. 

Mahkota terpasang pada bagian atas gigi, menutupi lapisan luar yang biasanya paling sering terpapar benda-benda lain, seperti makanan. Hal ini tentu saja dapat melindungi gigi dari risiko berat kerapuhan atau berlubang. 

Seperti diketahui, lubang gigi seringkali terjadi akibat kadar zat asam hasil fermentasi karbohidrat makanan sisa di rongga mulut. Zat asam dapat mengikis lapisan email gigi

yang keras. Jika terjadi secara terus menerus, asam akan semakin mengikis lapisan-lapisan terdalam, hingga ke bagian tengah yang kemudian dapat memicu sakit gigi. 

Pemasangan mahkota berguna untuk mencegah risiko parah akibat pengikisan tersebut. Tentunya dengan catatan bahwa pasien tetap menjaga kebersihan giginya dengan seksama. Di samping berhati-hati dan menerapkan pola hidup sehat dalam memanfaatkan organ pengunyahnya tersebut. 

Jenis-Jenis Crowning Gigi

Berdasarkan bahan pembuatannya, terdapat tiga jenis crown gigi yang umum digunakan, di antaranya:

PFM (Porcelain Fused to Metal)

Bahan porselain menjadi lapisan terluar yang menyelimuti logam campuran pada bagian dalam. Kombinasi keduanya menghasilkan kekuatan cukup baik, meski tidak memiliki sifat tembus cahaya yang sama seperti gigi asli. 

All Ceramic Emax

Material satu ini lebih estetik daripada jenis sebelumnya. Lebih mirip dengan gigi asli, tetapi cenderung kurang kuat jika dibandingkan dengan PFM. Bagaimanapun, crown berbahan all ceramic emax fleksibel karena dapat digunakan pada bagian mana pun, baik gigi depan, taring, maupun geraham.  

Zirconia

Hampir sama dengan PFM, bahan zirconia memiliki sifat fisik yang kuat dan tidak tertembus cahaya. Jadi, secara fisik akan jauh berbeda dengan tampilan gigi asli. Hanya saja, zirconia adalah yang paling kuat di antara jenis material lainnya, sehingga kerap digunakan untuk mahkota gigi geraham. 

Ada pula jenis crown lain, yaitu logam utuh (all metal) dan all resin. Masing-masing menawarkan karakteristik berbeda. All metal menggunakan campuran beberapa jenis logam, seperti emas atau platina, paladium, nikel, kobalt, dan kromium. Jenis crown satu ini memiliki penampilan jauh berbeda dari gigi asli dengan permukaannya yang metalik. 

Sedangkan jenis kedua, all resin cenderung lebih ringan dan paling terjangkau di antara jenis lainnya. Namun, karena kekuatannya kurang baik, jenis yang satu ini tidak banyak direkomendasikan. 

Proses Pemasangan Crown Gigi

Kalau Anda membutuhkan metode pemasangan crown gigi, bersiaplah untuk izin absen selama kurang lebih dua hari. Pada umumnya prosedur pemasangan mahkota memerlukan setidaknya dua kali kunjungan ke spesialis. Namun, tidak menutup kemungkinan, spesialis berpengalaman bakal menyelesaikan semuanya sekaligus pada pertemuan pertama. 

Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama Anda akan menjalani pemeriksaan kondisi gigi yang memerlukan mahkota. Klinik akan mengambil gambar x-ray guna mengetahui kondisi gigi beserta tulang-tulang di sekitarnya. Spesialis mungkin akan melakukan perawatan saluran akar (root canal) terlebih dulu, jika ia menemukan risiko infeksi, pembusukan, atau luka pada pulpa gigi, jaringan dalam gigi yang memuat pembuluh darah dan saraf-saraf.  

Setelah siap, tahap berikutnya Anda akan diminta menentukan pilihan jenis material crown. Pilihan jenis crown menentukan proses berikutnya, yaitu pengikisan bagian gigi yang akan menerima mahkota. Tahap selanjutnya, spesialis akan membuat salinan gigi yang akan dipasang mahkota memakai dempul atau pasta. Salinan tersebut kemudian dikirimkan ke laboratorium untuk pembuatan crown. 

Proses pembuatan crown gigi bisa berlangsung selama 2 – 3 minggu. Sampai proses itu selesai, Anda akan memakai mahkota sementara guna melindungi gigi yang akan diperbaiki. 

Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua ini, spesialis melepas mahkota sementara untuk digantikan dengan crown permanen. Namun, sebelumnya, ia perlu memastikan kembali lokasi pemasangan telah sesuai atau tidak. Jika tidak ada masalah, Anda akan memperoleh anestesi lokal guna menghindarkan nyeri yang mungkin terjadi pada waktu pemasangan. 

Ada pula klinik gigi yang melayani pembuatan crown langsung jadi dalam sehari. Prosedur yang dilakukan sama saja, kecuali waktu tunggunya yang jauh lebih singkat. Klinik tersebut biasanya menggunakan foto digital sebagai sampel. Kemudian mengembangkannya dengan program rekayasa 3D untuk membuat model gigi, mencetak mahkota, dan siap memasangnya pada bagian yang rusak. 

Perlu diingat bahwa gigi penerima mahkota akan menjadi lebih sensitif selama beberapa hari setelah crowning. Maka biasanya dokter akan merekomendasikan kiat-kiat dan penggunaan pasta gigi khusus guna menghindari nyeri. Selebihnya, crown gigi dapat bertahan antara 5 – 15 tahun. Tergantung jenis bahan yang digunakan dan seberapa intensif Anda dalam menjaga pola makan dan kebersihan mulut. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *