Article

Mudah, Lho! Begini Cara Membedakan Gigi Susu dan Permanen

  • Home
  • -
  • Seputar Gigi
  • -
  • Mudah, Lho! Begini Cara Membedakan Gigi Susu dan Permanen
Mudah, Lho! Begini Cara Membedakan Gigi Susu dan Permanen

Alih-alih meminta satu orang dewasa dan seorang balita duduk sejajar dan membuka mulut mereka untuk membandingkan organ-organ pengunyahnya, ada cara membedakan gigi susu dan permanen yang lebih mudah.

Caranya adalah dengan memahami teori tentang jumlah gigi dalam susunannya, bentuk, strukturnya, serta warnanya.

Artikel ini akan memberikan informasi lebih mendalam mengenai cara membedakan gigi susu dan permanen tersebut, disertai dengan panduan untuk menjaga kesehatan oral agar organ pengunyah Anda dan buah hati bekerja secara optimal sejak dini.

Mari memulai artikel ini dengan fungsi kedua jenis gigi, yuk!

Fungsi Gigi Susu dan Permanen

Gigi susu adalah organ pengunyah yang dimiliki anak-anak pada masa awal pertumbuhannya. Jika sudah tiba waktunya, gigi susu ini akan tanggal dan perannya akan digantikan oleh organ pengunyah permanen atau tetap.

Baik gigi susu maupun permanen memiliki peran utama yang sama sebagai organ awal sistem pencernaan, yakni untuk memotong, mengunyah, menggiling, dan mencampur penganan yang masuk ke dalam mulut. Secara spesifik, ini dia fungsi gigi menurut bagiannya.

  • Gigi anterior (depan) dikenal dengan sebutan gigi seri. Perannya adalah untuk menggigit makanan.
  • Gigi taring adalah yang paling tajam. Perannya sebagai penghancur makanan.
  • Gigi premolar (dua geraham depan) letaknya persis di sebelah taring. Perannya untuk mengunyah dan menggiling makanan hingga kecil.
  • Gigi molar (geraham) memiliki fungsi sebagai pengunyah dan penggiling makanan.

Cara Membedakan Gigi Susu dan Permanen

Ilustrasi cara membedakan gigi susu dan permanen

Berikut ini adalah perbedaan mendasar dari kedua jenis gigi.

Jumlah dan Susunan

Berdasarkan jumlahnya, gigi permanen pada orang dewasa terhitung lebih banyak dibandingkan gigi susu pada anak-anak. Jumlah gigi susu sebanyak 20 buah dengan susunan 8 gigi seri (4 di depan dan 4 di samping), 4 gigi taring, serta 8 gigi geraham.

Sementara itu, jumlah gigi permanen sebanyak 32 buah dengan susunan 8 gigi seri, 4 gigi taring, serta 20 gigi geraham (8 di bagian depan dan 12 di bagian belakang).

Bentuk

Cara membedakan gigi susu dan permanen yang kedua adalah dengan melihat bentuk serta ukurannya. Gigi susu jelas tampak lebih kecil jika dibandingkan dengan gigi permanen.

Di samping itu, bentuk kedua jenis gigi saat baru tumbuh pun berbeda. Ketika gigi permanen di barisan depan tumbuh, terdapat mamelon atau bagian yang memiliki tiga buah tonjolan kecil di sisi atas gigi. 

Namun, mamelon ini sendiri tidak bersifat tetap. Anda tidak akan melihatnya lagi setelah beberapa waktu karena mamelon akan hilang dengan sendirinya.

Struktur

Teorinya, struktur gigi susu dan permanen juga berbeda. Anda tidak bisa memperhatikannya dengan kasat mata karena perbedaannya terletak pada akar gigi. Akar pada gigi susu diketahui lebih tipis dan tidak sepanjang milik gigi permanen.

Akar yang tipis dan pendek ini menyebabkan gigi susu lebih mudah lepas, tetapi di saat yang bersamaan juga menyediakan ruang yang lebih lega untuk perkembangan gigi permanen bahkan sebelum kemunculannya. Saat gigi susu lepas, akarnya akan menghilang sendiri.

Warna

Cara membedakan gigi susu dan permanen yang terakhir adalah dengan melihat warnanya. Secara umum, gigi susu pada anak-anak terlihat lebih putih dibandingkan gigi permanen pada orang dewasa. Hal ini ternyata ada penyebabnya.

Gigi dilapisi oleh email dan dentin. Email merupakan lapisan terluar, sedangkan dentin terletak di bawahnya. Nah, email dan dentin yang melapisi gigi susu ini lebih tipis dibandingkan pada gigi permanen. Karena lebih tipis inilah, gigi anak-anak bisa terlihat lebih putih.

Akan tetapi, tipisnya kedua lapisan ini juga yang menyebabkan anak-anak lebih rentan memiliki gigi berlubang. Sedikit saja kerusakan pada gigi bisa mengakibatkan hal yang lebih serius karena lubang tersebut menjadi akses masuk gangguan dari luar menuju saraf.

Maka, merupakan hal yang sangat baik jika para orang tua memperhatikan kesehatan gigi anak, sekalipun organ pengunyah mereka ini dapat tanggal dan tergantikan. Jika Anda termasuk orang tua dengan anak-anak bergigi susu, simak beberapa panduan berikut untuk menjaga manisnya senyuman mereka.

Merawat Kesehatan Gigi Susu dan Permanen

Baik gigi susu maupun permanen, keduanya dapat rusak jika tidak dirawat. Sayangnya, kebanyakan orang lebih perhatian pada kesehatan gigi permanen dan kurang fokus terhadap perawatan gigi susu.

Keberadaan gigi susu memang hanya beberapa tahun saja. Namun, perawatan optimal tetap diperlukan agar anak-anak menjalani masa pertumbuhan dan perkembangan yang setidaknya sesuai dengan standar. Bukankah gigi anak-anak turut mempengaruhi aktivitas berbicara, proses makan, dan senyum mereka?

Jadi, ini dia beberapa panduan untuk merawat kedua jenis gigi.

Yang Harus Dilakukan:

  • Menggosok gigi dengan benar secara rutin setidaknya dua kali sehari, yaitu setelah bangun di pagi hari dan sebelum tidur malam.
  • Memilih pasta gigi yang mengandung fluorida sebagai aksi pencegahan kerusakan gigi.
  • Membersihkan celah antara gigi dengan benang flos setiap selesai makan untuk merontokkan karang dan sisa makanan.
  • Menggunakan obat kumur untuk memastikan tak ada kotoran apapun tertinggal dalam mulut. Namun, anak-anak di bawah umur enam tahun sebaiknya tidak diberikan obat kumur.
  • Mengkonsumsi banyak sayur dan buah yang kaya akan mineral dan vitamin demi menunjang kesehatan oral.

Yang Sebaiknya Dihindari:

  • Bagi anak-anak adalah kebiasaan minum susu dengan botol sambil berbaring. Hal ini merupakan kebiasaan tak sehat yang dapat berisiko pada karies gigi.
  • Terlalu banyak mengonsumsi penganan atau minuman dengan pemanis buatan yang menyebabkan penyakit gigi berlubang, misalnya kue, permen, sari buah kemasan, dan soda.

Kesimpulan

Cara membedakan gigi susu dan permanen yang mudah adalah dengan melihat jumlah, susunan, bentuk, warna, dan mengetahui strukturnya. Meski berbeda, kedua jenis ini memiliki fungsi yang sama. Oleh karena itu, kesehatan keduanya juga sama pentingnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *