Hewan kelinci memiliki struktur gigi yang cukup unik. Pada kelinci dewasa, jumlah giginya sebanyak 28. Gigi seri atau gigi kelinci bagian depan terdiri dari enam biji, masing-masing empat di bagian atas dan bawah, serta sepasang pasak gigi yang tersembunyi di balik gigi seri atas.
Selebihnya disebut gigi pipi, terdiri dari 12 pada bagian atas dan 10 di bawah. Berfungsi mirip geraham pada manusia, yakni untuk mengunyah makanan. Meski demikian, gigi seri kelinci lebih ikonik karena manusia memakainya sebagai istilah untuk menyebut salah satu bentuk susunan gigi yang tidak normal.
Apa itu Gigi Kelinci (Kelainan Makrodontia)?
Meski disebut tidak normal, nyatanya bentuk gigi seri mirip kelinci sempat menjadi tren kecantikan. Tidak sedikit kaum hawa yang rela mengubah bentuk gigi depannya lewat prosedur operasi demi mendapatkan tampilan gigi depan mirip milik kelinci.
Apa itu gigi kelinci? Jika Anda mendengar sebutan orang dengan gigi kelinci. Artinya, dia mempunyai gigi seri bagian atas yang besar, mungkin ukurannya berbeda secara signifikan dari barisan gigi lainnya.
Dunia medis menghubungkan fenomena gigi kelinci dengan istilah makrodontia. Makrodontia merupakan sebuah kondisi di mana ada sebagian gigi (dua atau lebih) yang berukuran lebih besar daripada lainnya.
Menurut hasil penelitian, kondisi makrodontia sering ditemukan pada orang-orang Asia, Pribumi Amerika, dan penduduk asli Alaska dibanding suku-suku lainnya. Sementara kaum pria cenderung lebih berpeluang memiliki makrodontia daripada perempuan.
Penyebab Makrodontia
Penyebab makrodontia bisa bermacam-macam, mulai dari faktor genetik, kelainan, gaya hidup, hingga gangguan hormon.
Faktor Genetik
Ini merupakan penyebab paling umum kondisi makrodontia. Peneliti menyimpulkan bahwa mutasi genetik memiliki peran penting dalam pertumbuhan gigi. Termasuk apabila terdapat beberapa gigi yang terus tumbuh melebihi yang lain.
Ada pula sejumlah kondisi genetik yang berpotensi menghasilkan makrodontia. Di antaranya:
- Diabetes resistansi insulin: gangguan respons terhadap insulin, sehingga sel tubuh gagal memanfaatkan gula darah dengan baik
- Sindrom Rabson-Mendenhall: gangguan respons terhadap insulin yang makin parah, efeknya kuku, wajah, dan kepala mengalami pembesaran
- Sindrom otodental: kondisi gigi taring atau gigi geraham berukuran lebih besar
- Hemifacial hyperplasia: pertumbuhan berlebihan atau abnormal pada sebagian dari struktur wajahnya
- Sindrom KBG: penderitanya bertubuh pendek, memiliki kelainan pada kepala dan wajah, mengalami kelainan pertumbuhan pada tulang kaki dan tangan, serta tulang belakang.
- Sindrom Ekman-Westborg-Julin: kelainan multi-makrodontia, di mana ada banyak gigi yang tumbuh berukuran besar
- Sindrom XYY: kelainan genetik, di mana individu memiliki lebih banyak kromosom Y daripada seharusnya.
- Perilaku masa kecil
Perilaku dan kebiasaan masa kecil kerap menjadi pemicu pertumbuhan makrodontia. Beberapa kebiasaan tersebut, meliputi diet, paparan radiasi dan bahan beracun, serta faktor lingkungan.
Masalah Hormon
Pituitary gland adalah salah satu bagian otak berukuran sebesar biji kacang yang berperan penting dalam meregulasi fungsi vital tubuh dan kesadaran. Masalah hormon yang kemudian memengaruhi organ satu ini, bisa menyebabkan pertumbuhan gigi yang abnormal.
Jenis-Jenis Makrodontia (Gigi Kelinci)
Individu dengan kondisi makrodontia hanya berjumlah 0,3 sampai 1,9 persen dari seluruh penduduk di dunia. Struktur dan susunannya pun tidak seragam. Ada yang memiliki gigi kelinci dengan dua gigi seri besar di depan, dua gigi yang tumbuh menyatu, atau satu gigi yang ukurannya besar berlebihan.
Makrodontia sendiri terbagi menjadi tiga jenis, di antaranya:
True Generalized Macrodontia
Pertumbuhan gigi menjadi lebih besar daripada normal. Kondisi ini biasa terjadi sejak masa kanak-kanak yang juga diikuti pertumbuhan abnormal pada organ tubuh lain, seperti tangan, kaki, dan fitur-fitur wajah. Penyebabnya adalah kelebihan hormon pertumbuhan yang dihasilkan oleh pituitary gland.
Isolated Macrodontia
Kondisi isolated macrodontia atau makrodontia lokal teridentifikasi dari pertumbuhan satu buah gigi saja yang lebih besar dibanding lainnya. Lebih banyak ditemukan terjadi pada kaum pria daripada perempuan.
Penyebab makrodontia lokal bisa bermacam-macam. Meliputi resistensi insulin, sindrom ortodontik, hemifacial hyperplasia, dan sebagainya.
Relative Generalized Macrodontia
Ini adalah kebalikan dari isolated macrodontia, sehingga sering pula disebut makrodontia umum. Kondisi ini terjadi pada seseorang yang memiliki rahang kecil, sehingga giginya tampak lebih besar dari ukuran normal. Meski sebenarnya memang lebih besar, pada dasarnya perbedaannya tidak terlalu signifikan.
Apakah Gigi Kelinci Berbahaya?
Seseorang dengan gigi kelinci tak jarang merasa kurang percaya diri terhadap penampilannya. Meski demikian, ada pula pemilik gigi seri menonjol yang nyaman dengan kondisinya tersebut.
Tingkat bahaya akibat makrodontia pada dasarnya cukup rendah. Selain masalah penampilan dan kepercayaan diri, seorang penderita makrodontia mungkin akan mengalami masalah dalam berbicara.
Pada umumnya susunan gigi memang memengaruhi kemampuan berkata-kata. Orang dengan struktur gigi yang tidak normal, dalam hal ini makrodontia. Mereka seringkali cukup sulit saat mengucapkan kata-kata yang mengandung beberapa huruf tertentu, misalnya F, M, B, V, P, dan S.
Komplikasi Akibat Gigi Kelinci
Ada risiko lain yang menghantui individu dengan makrodontia. Ini berhubungan dengan masalah kesehatan. Apa saja komplikasi yang mungkin dialami pemilik gigi kelinci?
Gangguan Pernapasan
Gigi yang berukuran besar tidak mengganggu pernapasan. Namun, jika gigi berukuran besar berjumlah banyak dan memenuhi mulut, maka ukuran rahang menjadi tidak proporsional, sehingga akan menghambat jalur udara masuk ke kerongkongan.
Efek gangguan pernapasan umumnya terasa nyata ketika tidur. Gejala paling sederhana adalah kebiasaan mendengkur. Sementara sleep apnea atau terhentinya napas sesaat menjadi gangguan yang cukup berbahaya.
Tidak Nyaman Mengunyah
Posisi gigi atas dan bawah yang tidak sinkron akan membuat seseorang tidak nyaman dalam mengunyah. Risiko tergigit dan muncul rasa sakit cukup tinggi. Sementara mengunyah merupakan bagian dari proses pencernaan. Proses mengunyah yang buruk bakal memengaruhi kinerja organ pencernaan lainnya.
Memicu Masalah Gigi Lainnya
Bagi sebagian orang, gigi yang menonjol akan susah dibersihkan. Seperti diketahui, kurang terjaganya kebersihan gigi dapat menyebabkan masalah-masalah lain, terutama pembusukan yang mengakibatkan kerapuhan, hingga radang gusi.
Baca juga: Jangan Tunda Lagi! Nih, 11 Cara Merawat Kesehatan Gigi!
Bagaimana Cara Mengatasi Gigi Kelinci?
Seseorang yang bermasalah dengan gigi kelinci atau markodontia disarankan mencari penanganan medis. Tergantung bagaimana kondisinya, berikut pengobatan medis yang umumnya ditawarkan.
Operasi Ortodontik
Prosedur ini bertujuan untuk merapikan susunan gigi sekaligus memperbaiki fungsinya agar normal kembali sebagai organ pengunyah. Metode yang digunakan umumnya dengan pemasangan behel gigi.
Apabila perlu, dokter juga akan merekomendasikan prosedur untuk melebarkan rahang. Tujuannya untuk menyesuaikan dengan susunan gigi, memperbaiki bentuk wajah, dan meningkatkan estetika.
Baca juga: Yuk, Kenali Cosmetic Dentistry: Spesialisnya ‘Mendandani’ Gigi
Tooth Shaving
Tooth shaving adalah metode mengubah bentuk gigi dengan cara dikikis menggunakan bor khusus. Lalu dipoles guna mendapatkan hasil potongan yang halus . Prosedur ini hanya bisa dilakukan pada pasien yang memiliki gigi kuat. Artinya, lapisan kuat terluar gigi tidak tipis, sehingga jaraknya cukup jauh dari pulpa.
Pencabutan
Gigi yang ukurannya besar dicabut guna menghilangkan gangguan-gangguan yang mungkin timbul karenanya. Kemudian dipasang gigi palsu baru, dengan ukuran dan struktur yang sesuai dengan barisan gigi yang telah ada.
Apabila Anda atau kerabat dekat Anda memiliki kondisi makrodontia yang mulai mengganggu. Ada baiknya segera berkonsultasi ke klinik gigi terdekat. Barangkali dokter yang bersangkutan dapat memberikan rekomendasi terbaik untuk mengatasi masalah gigi kelinci Anda.